Senin, 25 April 2016

Menanti Edelweiss

Pada Angin
(Rohman Hikmat)
Hanya ada setetes embun yang membelenggu
yang melirik pada hentakan angin kelabu
aku menari pada runtuyan sastra
mengharap panjang pada beribu makna
aku menggebu pada angin
pada laut harap yang menukik terjangan angin
aku mendaki gunung-gunung impian
pada bumi pertiwi yang asri
harapku pada angin yang berhembus
sampaikan setitik cahaya pada suatu ruang
yang hadirkan sosok semangat
yang merenggut kembali
semua harap yang ingin kudapat
aku hanya si kecil
yang diselimuti dinginnya angin
menerpa pada diri yang layu
yang tak sekokoh untaian kata
yang rapuh saat topan menerjang
aku rindu akan bualan kata
yang merayu tapi menipu
hingga aku terjerat pada laknat
yang membawaku pada tarian api
hingga angin kembali berhembus
memadamkan semua rasa yang teramat panas
menggumpal pada suatu nafsu
akankah aku kembali
pada fitrah yang suci
dengan kerinduan menemui setitik embun
yang disampaikan angin malam
hingga aku menampaknya di pagi
aku akan berusaha untuk menjadi suci


Bandung Barat, 25 April 2016



#SemogaBermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar